Sosialisasi penilaian dalam kurikulum Outcome-Based Education (OBE) merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa semua pemangku kepentingan (dosen, mahasiswa, dan staf akademik) memahami dan mengimplementasikan sistem penilaian berbasis capaian pembelajaran. Sosialisasi dipaparkan oleh Dr. Eng, Ir. Eva Arifi, S.T., M.T.. Dalam OBE, fokus utama penilaian adalah pada pencapaian learning outcomes atau capaian pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, baik dalam bentuk pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), maupun sikap (attitude).
Berikut adalah beberapa komponen dan langkah yang umumnya diikutsertakan dalam sosialisasi penilaian kurikulum OBE:
1. Pemahaman Dasar tentang OBE
Sosialisasi dimulai dengan memberikan pemahaman kepada dosen, mahasiswa, dan staf mengenai konsep dasar OBE, termasuk:
- Outcome-Based Education (OBE) adalah pendekatan pendidikan yang berfokus pada hasil pembelajaran yang diinginkan (outcomes), bukan hanya pada konten materi yang diajarkan.
- Penekanan pada capaian pembelajaran, yang berarti seluruh proses belajar mengajar dirancang untuk memastikan bahwa setiap mahasiswa mencapai kemampuan tertentu pada akhir program.
2. Capaian Pembelajaran (Learning Outcomes)
- Sosialisasi learning outcomes: Capaian pembelajaran perlu dikomunikasikan dengan jelas kepada dosen dan mahasiswa. Ini termasuk capaian pembelajaran program studi (Program Learning Outcomes – PLO) dan capaian pembelajaran mata kuliah (Course Learning Outcomes – CLO).
- Capaian ini harus terukur dan konkret, misalnya dengan menyatakan bahwa seorang mahasiswa harus dapat menyelesaikan masalah teknis tertentu, atau menunjukkan kompetensi dalam keterampilan profesional pada akhir kursus atau program.
3. Desain Penilaian Berbasis OBE
Penilaian dalam kurikulum OBE dirancang untuk menilai seberapa jauh mahasiswa mencapai learning outcomes yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, sosialisasi penilaian harus mencakup beberapa poin kunci:
- Jenis penilaian: Dosen perlu mengetahui bahwa penilaian dalam OBE bisa berupa berbagai bentuk, seperti penilaian formatif (penilaian proses), sumatif (penilaian akhir), proyek, tugas kelompok, presentasi, portofolio, ujian tertulis, dan lain-lain.
- Kesesuaian penilaian dengan outcomes: Setiap tugas atau ujian harus dirancang untuk mengukur pencapaian learning outcomes yang spesifik. Ini penting agar penilaian benar-benar mencerminkan kompetensi yang diharapkan.
- Rubrik penilaian: Rubrik penilaian harus jelas dan disosialisasikan kepada mahasiswa agar mereka memahami kriteria apa saja yang dinilai. Rubrik ini membantu mengukur pencapaian outcomes secara objektif dan konsisten.
4. Pemetaan Penilaian dengan Learning Outcomes
- Dalam sosialisasi, dosen harus memahami bagaimana memetakan aktivitas dan tugas mahasiswa terhadap learning outcomes. Setiap tugas, ujian, atau kegiatan pembelajaran harus dikaitkan langsung dengan outcomes tertentu.
- Capaian mata kuliah (CLO) harus berkontribusi terhadap capaian program studi (PLO). Penilaian di setiap mata kuliah harus bisa menunjukkan kontribusi yang jelas terhadap pencapaian outcomes di tingkat program.
5. Peran Mahasiswa dalam OBE
- Sosialisasi kepada mahasiswa juga penting agar mereka memahami bagaimana mereka akan dinilai. Dalam OBE, mahasiswa diajak untuk lebih aktif dalam pembelajaran karena mereka harus mencapai outcomes yang telah ditetapkan.
- Mahasiswa perlu memahami bahwa penilaian tidak hanya bergantung pada tes tertulis, tetapi juga pada partisipasi aktif dalam proyek, keterampilan praktis, dan kemampuan berpikir kritis, sesuai dengan outcomes.
6. Teknologi dalam Penilaian OBE
- Penggunaan teknologi seperti Learning Management System (LMS) juga harus disosialisasikan, terutama untuk penilaian berbasis OBE. Dengan LMS, dosen dapat dengan mudah melacak pencapaian mahasiswa terhadap learning outcomes melalui berbagai tugas, kuis, dan kegiatan interaktif.
- Sistem ini juga memungkinkan mahasiswa untuk melihat perkembangan mereka secara transparan, membantu mereka fokus pada pencapaian outcomes.
7. Monitoring dan Evaluasi Penilaian
- Sosialisasi penilaian OBE harus mencakup sistem monitoring dan evaluasi, di mana dosen dapat memantau apakah learning outcomes benar-benar tercapai. Evaluasi ini penting untuk menilai efektivitas penilaian yang sudah dilakukan dan apakah perbaikan diperlukan.
- Feedback: Salah satu prinsip penting dalam OBE adalah pemberian umpan balik secara berkelanjutan kepada mahasiswa. Sosialisasi ini harus mencakup pentingnya feedback bagi dosen dan mahasiswa untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.
8. Peningkatan Kompetensi Dosen
- Sosialisasi juga perlu mencakup pelatihan bagi dosen agar mereka siap untuk melaksanakan penilaian berbasis outcomes secara efektif. Hal ini bisa meliputi pelatihan tentang cara menyusun rubrik, menggunakan teknologi untuk penilaian, dan cara merancang penilaian yang autentik dan relevan dengan capaian pembelajaran.
9. Tindak Lanjut dari Penilaian
- Setelah penilaian dilakukan, institusi perlu melakukan tindak lanjut berdasarkan hasil yang diperoleh. Ini bisa berupa evaluasi terhadap efektivitas kurikulum, perubahan dalam strategi pembelajaran, atau modifikasi dalam proses penilaian.